Di sudut-sudut pemukiman kumuh Bantar Gebang, di antara tumpukan sampah yang menggunung, ada kehidupan yang berjalan dalam keheningan. Ada anak-anak kecil yang harus bertahan tanpa belaian kasih sayang seorang ayah, yang hidup dalam kemiskinan tanpa kepastian esok hari. Mereka adalah yatim dhuafa, anak-anak yang kehilangan banyak dalam hidupnya, tetapi tetap berjuang dengan segala keterbatasan.
Mereka bangun di pagi hari bukan untuk berangkat sekolah dengan semangat, tetapi untuk membantu ibu mencari nafkah, mengumpulkan barang bekas yang bisa dijual, atau menjaga adik-adiknya yang masih kecil. Masa kanak-kanak mereka dihabiskan untuk bertahan hidup, bukan untuk bermain dan belajar seperti seharusnya.
Ketika lapar datang, mereka tidak selalu punya makanan untuk mengisi perutnya. Ketika hujan turun, rumah mereka yang beratap plastik dan seng bocor di sana-sini. Ketika sakit melanda, mereka hanya bisa berharap sembuh tanpa obat, karena biaya berobat terlalu mahal untuk mereka bayangkan.
Namun, kita bisa menjadi bagian dari harapan mereka.
Dengan infak, kita bisa hadir di tengah keterbatasan mereka dan membawa secercah cahaya dalam hidup yang penuh kesulitan.
Infak yang kita berikan bukan hanya sekadar rupiah, tetapi juga wujud kepedulian. Ini adalah uluran tangan kita untuk membantu mereka menjalani hari dengan lebih layak, untuk memastikan bahwa mereka tidak merasa sendirian dalam perjalanan hidup yang berat ini.
Dengan infak, kita bisa:
Mereka mungkin tidak meminta, tetapi mereka sangat membutuhkan.
Mereka mungkin tidak menangis, tetapi mereka merasakan luka dalam diamnya.
Hari ini, kita punya kesempatan untuk menjadi bagian dari kisah mereka.
Mari sisihkan sebagian rezeki kita, mari ulurkan tangan kita.
Infak kita, kebahagiaan bagi mereka.
Bersama, kita bisa menghapus air mata dan menggantinya dengan senyuman.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik